TPI: Sebuah hasil inovasi yang konsisten
Semalam nggak sengaja pas ganti chanel TV ke TPI, ternyata lagi ada acara ’Ajang Boy Band TPI’. Sebelumnya sih emang udah pernah lihat iklan acara ini di TPI. Geli juga sih pas lihat acaranya, kalau boleh meminjam istilah istri saya, geleuh katanya J Tapi saya justru melihat TPI akhir-akhir ini sangat inovatif dalam menelorkan acara-acaranya. Memang terkesan norak, kampungan, murahan, atau apa lagi lah, tapi (seperti tulisan saya terdahulu) kita mungkin memang bukan terget audiens dari TPI itu sendiri, sehingga kita bisa mengatakan TPI kampungan dan lain sebagainya. Tapi bagi target audiensnya TPI, lain cerita!!!
Disamping TRANS TV, mungkin hanya TPI yang saya pikir sangat inovatif dalam acara-acaranya. TPI sepertinya nggak mau ikut-ikutan untuk memutar sinetron-sinetron dengan deretan artis-artis top ibu kota, yang tentunya berimplikasi pada tingginya harga sebuah sinetron per episodeya. Sesuai dengan target audiensnya yang cenderung ke segmen midlle low (SES C,D,E), TPI sepertinya sangat paham dengan karakter pemirsa setianya (saya sangat yakin ini merupakan hasil studi yang sangat mendalam terhadap apa sebenarnya needs and wants dari pemirsa setianya). Coba kita ingat-ingat kembali program-program unggulan TPI dalam 2 tahun terakhir, mulai dari Kontes Dangdut TPI (KDI), Rahasia Ilahi, Takdir Ilahi, Audisi Pelawak TPI (API), Dakwah TPI (DAI), sampai program unggulan yang terbaru, yaitu Ajang Boy Band TPI. Semuanya sukses!!! Sehingga gara-gara program unggulan tersebut, TPI sempat ’dipaksa’ untuk mencicipi nikmatnya menjadi TV nomor satu di Indonesia baik dari sisi rating maupun share, mengalahkan RCTI, SCTV, Indosiar (Sumber: Nielsen Media Research).
TPI sangat cerdik, disaat TV lain ramai-ramai mengadakan kontes-kontes idola dengan berlomba-lomba membeli lisensi yang mahal dari luar negeri (seperti AFI, Indonesia Idol), TPI membuat acara KDI, (yang sepintas mirip dengan AFI or Indonesia Idol) dengan tanpa harus membeli lisensi program dari luar, namun terbukti sukses di pasar. Hal ini dibuktikan dengan dibuatnya program sejenis oleh Indosiar, Kondang In (tapi kayaknya nggak sesukses KDI deh). Atau coba kita lihat bagaimana kesuksesan dari Rahasia Ilahi sehingga TV-TV lain pun merasa perlu untuk berbondong-bondong membuat program-program acara bernuansa agama mirip dengan Rahasia/Takdir Ilahi.
Audisi Pelawak TPI (API) juga tak kalah sukses. TPI yang selama ini telah berhasil membesarkan beberapa group lawak ternama seperti Patrio ataupun Chating, nampaknya ingin memberikan sebuah sumbangsing kepada dunia lawak Indonesia dengan menghadirkan sebuah lomba lawak yang diharapkan mampu menghadirkan pelawak-pelawak muda yang memang sangat langka di Indonesia ini. Dan terbukti, API edisi perdana mampu menghasilkan 3 grup lawak berkualitas seperti SOS, Bajaj dan Limau. Dan karena kesuksesannya, ANTV juga membuat acara sejenis (Meteor Kampus) tapi sayangnya nggak heboh tuh... (IMHO).
Tak cuma dalam dunia hiburan, dalam dunia dakwah pun TPI turut memberikan andil yang cukup signifikan dengan menghadirkan acara DAI (Dakwah TPI). Sebuah acara yang diharapkan mampu menghadirkan sosok-sosok dai muda, sebagai penerus sosok Aa’ Gym, Arifin Ilham ataupun Ust.Jefri. Sekali lagi acara sejenis pun meuncul, meskipun dengan sedikit modifikasi. Pildacil namanya. Pemilihan Dai Cilik, sebuah acara yang disiarkan di Lativi. Sekarang TPI sekali lagi membuat suatu gebrakan acara. Ajang Boy Band TPI. Terkesan norak memang. Tapi coba kita lihat saja bagaimana respon pasar terhadap acara baru ini. Atau menarik kita tunggu, apakah TV lain juga akan membuat acara sejenis???
Dari cerita diatas, terlihat bahwa acara-acara yang terkesan ”kampungan/norak” bagi sebagian orang, tapi jika dikemas dengan apik justru mampu menjadi sebuah acara yang sukses dan acara-acara TPI bisa menjadi sebuah trend acara TV yang selalu diikuti oleh stasiun-stasiun TV lainnya. TPI mampu keluar dari pakem yang terjadi, yaitu saat TV-TV lain berlomba-lomba untuk membuat acara berlisensi luar negeri dengan biaya yang sangat mahal, TPI justru mampu membuat program ’imitasi’, dengan memberikan sedikit sentuhan khas TPI. Atau kalau boleh meminjam istilah para pakar manajemen strategi, TPI telah melakukan sebuah strategi disruptive innovation. Melakukan strategi lompatan katak alias Leapfrog Strategy yang sejatinya merupakan praktik nyata dari kemampuan untuk berpikir diluar kotak (thinking out of the box). Alhasil, para pesaingnya benar-benar tidak pernah bisa menduga langkah bisnis TPI kedepannya. Sekali lagi, inovasi yang berkesinambungan memberikan andil yang cukup signifikan untuk memenangkan persaingan bisnis dikemudian hari. Dengan jiwa inovasi yang selalu ditumbuhkannya, saya yakin TPI akan terus mampu untuk bersaing dikancah pertelevisian Indonesia.
Selamat berinovasi untuk TPI....!!!
*Cipinang/041205/204933*
Disamping TRANS TV, mungkin hanya TPI yang saya pikir sangat inovatif dalam acara-acaranya. TPI sepertinya nggak mau ikut-ikutan untuk memutar sinetron-sinetron dengan deretan artis-artis top ibu kota, yang tentunya berimplikasi pada tingginya harga sebuah sinetron per episodeya. Sesuai dengan target audiensnya yang cenderung ke segmen midlle low (SES C,D,E), TPI sepertinya sangat paham dengan karakter pemirsa setianya (saya sangat yakin ini merupakan hasil studi yang sangat mendalam terhadap apa sebenarnya needs and wants dari pemirsa setianya). Coba kita ingat-ingat kembali program-program unggulan TPI dalam 2 tahun terakhir, mulai dari Kontes Dangdut TPI (KDI), Rahasia Ilahi, Takdir Ilahi, Audisi Pelawak TPI (API), Dakwah TPI (DAI), sampai program unggulan yang terbaru, yaitu Ajang Boy Band TPI. Semuanya sukses!!! Sehingga gara-gara program unggulan tersebut, TPI sempat ’dipaksa’ untuk mencicipi nikmatnya menjadi TV nomor satu di Indonesia baik dari sisi rating maupun share, mengalahkan RCTI, SCTV, Indosiar (Sumber: Nielsen Media Research).
TPI sangat cerdik, disaat TV lain ramai-ramai mengadakan kontes-kontes idola dengan berlomba-lomba membeli lisensi yang mahal dari luar negeri (seperti AFI, Indonesia Idol), TPI membuat acara KDI, (yang sepintas mirip dengan AFI or Indonesia Idol) dengan tanpa harus membeli lisensi program dari luar, namun terbukti sukses di pasar. Hal ini dibuktikan dengan dibuatnya program sejenis oleh Indosiar, Kondang In (tapi kayaknya nggak sesukses KDI deh). Atau coba kita lihat bagaimana kesuksesan dari Rahasia Ilahi sehingga TV-TV lain pun merasa perlu untuk berbondong-bondong membuat program-program acara bernuansa agama mirip dengan Rahasia/Takdir Ilahi.
Audisi Pelawak TPI (API) juga tak kalah sukses. TPI yang selama ini telah berhasil membesarkan beberapa group lawak ternama seperti Patrio ataupun Chating, nampaknya ingin memberikan sebuah sumbangsing kepada dunia lawak Indonesia dengan menghadirkan sebuah lomba lawak yang diharapkan mampu menghadirkan pelawak-pelawak muda yang memang sangat langka di Indonesia ini. Dan terbukti, API edisi perdana mampu menghasilkan 3 grup lawak berkualitas seperti SOS, Bajaj dan Limau. Dan karena kesuksesannya, ANTV juga membuat acara sejenis (Meteor Kampus) tapi sayangnya nggak heboh tuh... (IMHO).
Tak cuma dalam dunia hiburan, dalam dunia dakwah pun TPI turut memberikan andil yang cukup signifikan dengan menghadirkan acara DAI (Dakwah TPI). Sebuah acara yang diharapkan mampu menghadirkan sosok-sosok dai muda, sebagai penerus sosok Aa’ Gym, Arifin Ilham ataupun Ust.Jefri. Sekali lagi acara sejenis pun meuncul, meskipun dengan sedikit modifikasi. Pildacil namanya. Pemilihan Dai Cilik, sebuah acara yang disiarkan di Lativi. Sekarang TPI sekali lagi membuat suatu gebrakan acara. Ajang Boy Band TPI. Terkesan norak memang. Tapi coba kita lihat saja bagaimana respon pasar terhadap acara baru ini. Atau menarik kita tunggu, apakah TV lain juga akan membuat acara sejenis???
Dari cerita diatas, terlihat bahwa acara-acara yang terkesan ”kampungan/norak” bagi sebagian orang, tapi jika dikemas dengan apik justru mampu menjadi sebuah acara yang sukses dan acara-acara TPI bisa menjadi sebuah trend acara TV yang selalu diikuti oleh stasiun-stasiun TV lainnya. TPI mampu keluar dari pakem yang terjadi, yaitu saat TV-TV lain berlomba-lomba untuk membuat acara berlisensi luar negeri dengan biaya yang sangat mahal, TPI justru mampu membuat program ’imitasi’, dengan memberikan sedikit sentuhan khas TPI. Atau kalau boleh meminjam istilah para pakar manajemen strategi, TPI telah melakukan sebuah strategi disruptive innovation. Melakukan strategi lompatan katak alias Leapfrog Strategy yang sejatinya merupakan praktik nyata dari kemampuan untuk berpikir diluar kotak (thinking out of the box). Alhasil, para pesaingnya benar-benar tidak pernah bisa menduga langkah bisnis TPI kedepannya. Sekali lagi, inovasi yang berkesinambungan memberikan andil yang cukup signifikan untuk memenangkan persaingan bisnis dikemudian hari. Dengan jiwa inovasi yang selalu ditumbuhkannya, saya yakin TPI akan terus mampu untuk bersaing dikancah pertelevisian Indonesia.
Selamat berinovasi untuk TPI....!!!
*Cipinang/041205/204933*
0 Comments:
Post a Comment
<< Home