Thursday, December 01, 2005

Inovasi..lnovasi...dan Inovasi......

Beberapa waktu saya sempat mengikuti seminar sehari tentang inovasi di JW Mariot Hotel. Saya mengikuti seminar ini bukan hanya karena topik yang diangkat (Inovasi), tapi lebih karena keynote speakernya adalah Hermawan Kartajaya (HK). Siapa yang ndak kenal beliau, ikon dunia marketing di Indonesia, menjabat sebagai President Word Marketing Association, dan masih banyak lagi. Tapi terus terang selama ini saya belum pernah mendengar langsung ceramahnya, saya hanya selalu membaca pemikirannya lewat buku-bukunya. Hampir semua buku-buku beliau mulai dari yang terbitan awal sampai yang terbaru sudah pernah saya baca, semua tulisan-tulisannya baik yang ada di beberapa majalah bisnis, maupun beberapa tulisan yang ada di internet sudah saya kumpulkan, saya pun rutin membaca ‘diary’ beliau melalui blog pribadinya (http://www.hermawan.typepad.com/), tapi kok kayaknya belum sreg/pas kalao belum pernah lihat orangnya langsung ‘ngomong’ didepan kita. Iya nggak?

Benar saja, hanya mengisi satu sesi setelah break lunch sekitar 1 jam-an, tapi beliau bisa menyihir peserta, yang nota bene jam-jam segitu adalah masa-masa rawan ngantuk, apalagi setelah makan siang J Kata-kata pertama yang cukup membuat saya terkaget-kaget adalah, bahwa untuk menghadirkan sebuah inovasi nggak perlu pake riset, baik riset quantitative or qualitative. Nah loh??? Memang di beberapa kalangan, kevalidan/keabsahan dari marketing riset sudah mulai dipertanyakan. Contohnya adalah ketika ada suatu orang ditanyakan tentang keinginan membeli dari suatu produk, responden pasti dengan gampangnya menjawab ‘Iya/Mau’. Tapi kenyataannya setelah produk tersebut di launch, yang selama ini terjadi, banyak konsumen yang tidak jadi membeli (tentunya dengan berbagai macam alasan). Dasar inilah mengapa HK kurang setuju kalau marketing riset diterapkan untuk menghadirkan sebuah inovasi.

Inovasi kalau saya definisikan secara bebas adalah sebuah usaha untuk selalu berubah atau selalu membuat perbedaan-perbedaan (diffentiation). Inovasi disini tidak hanya tertutup pada produk, tapi bisa dilakukan pada service, konsep, strategi ataupun bidang lainnya. Jadi bisa saya simpulkan bahwa inti dari inovasi adalah diffentiation.
Yang perlu dicatat adalah inovasi merupakan sebuah proses, sebagai contoh adalah ketika sebuah perusahaan telah menjadi pioner dalam satu kategori belum tentu menjamin akan tetap menjadi keunggulan bersaing dalam jangka panjang bila si perusahaan tersebut tidak terus menerus melakukan inovasi. Ini dikarenakan dia akan segera disusul oleh follower brand (me too) yang biasanya lebih inovatif karena mereka telah belajar banyak dari sang pendahulunya. Differensiasi yang berhasil dibangun biasanya tidak akan bertahan lama/berumur panjang karena hanya dalam hitungan bulan/hari perusahaan kompetitor akan segera melaunching produk yang mirip atau tak jarang lebih bagus dari pendahulunya.
Hermawan juga memberikan sebuah contoh tentang inovasi yang akan memberikan keuntungan yang lebih besar. Seperti kita ketahui bahwa negeri kita sangat kaya akan sumber daya alam, sampai-sampai, saking banyaknya, SDA itu sampai kita ekspor. Ambil contoh kopi. Selama ini kita lumayan banyak mengekspor kopi. Tapi sayangnya masih dalam bentuk biji kopinya. Anggaplah per unitnya biji kopi dihargai $1. Coba kita bayangkan kalau yang kita beri sentuhan sedikit, dengan memberikan sebuah nama merek, misal kapal Api. Itu mungkin bisa dihargai menjadi $5. Dan bila kopi itu disajikan di Dunkin Donuts, mungkin harganya menjadi $10. Or lebih hebat lagi kalau disajikan di Starbucks Coffee, bisa-bisa harganya menjadi $20. Nah, jelaskan khan kalo inovasi bisa memberikan keuntungan lebih?
Any comments plz....

-@Nugros@-

0 Comments:

Post a Comment

<< Home