Joger
Liburan lebaran tahun ini ini, seperti tahun-tahun sebelumnya, saya juga melakukan ritual mudik, seperti layaknya masyarakat Indonesia lainnya. Satu minggu di Bali lumayan lah buat melepas kangen dengan orang tua, saudara, dan tetangga-tetangga. Sengaja kami sisihkan waktu untuk pergi ke tempat-tempat wisata, sekalian refreshing. Joger adalah salah satunya.
Sudah lama saya mengagumi Joger. Setiap pergi kesana, selalu saja ada sesuatu yang unik dan baru. Saya berpikir, sebenernya apa sih yg membuat Joger bisa menjadi besar seperti sekarang? Mereka khan hanya menjual baju kaos oblong (meskipun ada juga menjual pernak-pernik kecil, speri barang-barang suvenir Bali). Tapi harga yang dipatok lumayan untuk segmen menengah keatas. Harga 1 potongnya berkisar antara 50 ribu s/d 90 ribu. Sebuah harga yang lumayan premium untuk sepotong baju kaos oblong. Menurut saya, dari sisi kualitas bahan juga biasa saja.
Saya sudah pernah mengulas tentang Joger pada tulisan saya yang terdahulu (Torment Marketing). Mereka memang tidak menjual produk. Dari sisi servis pun sebenarnya tidak ada yang istimewa, malah cenderung menelantarkan pelanggannya. Tempat yang tidak terlalu besar, sehingga pada saat musim-musim padat, pembeli sangat berdesak-desakan (tapi kemarin sudah terlihat pemugaran besar-besaran). Kalau diperhatikan, menurut saya yang dijual Joger adalah emosi atau pengalamannya (Emotional or Experience Marketing).
Bersambung.....
0 Comments:
Post a Comment
<< Home